"Lulusan Sarjana
Mengajar Tanpa Gaji"
Saat ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu dimana titik perjuangan yang begitu sulit dengan penuh jungkir balik suka duka serta berbagai peristiwa terukir pengalaman dan sarat makna dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi selama empat tahun telah membuahkan hasil. Kebahagiaan yang tak pernah luntur dari sebagian orang yang merayakannya ialah prosesi wisuda.
Tak terkecuali perempuan cantik yang
sedang menuruni tangga dengan canda tawa bersama teman-temannya, yang berjalan
tampak bahagia dengan senyuman yang tak pernah sirna. Dia mengenakan baju
kebaya ditutupi jubah hitam bertoga menampakkan kesan anggun yang berwibawa
ditambah dengan sedikit polesan make-up
minimalis yang natural di wajah menambah kecantikan tersendiri dalam dirinya.
Dia adalah "Nayra Syafira".
Perempuan yang saat ini merayakan hari kelulusan wisudanya yang sudah dinanti
selama bertahun-tahun. Dia dikenal dengan sosok yang cantik, pintar, solehah,
cerdas, baik hati dan telah menjadi lulusan sarjana agama di usia mudanya,
bahkan dia menjadi kembang kampus yang dikagumi banyak pria di fakultasnya.
Acara
wisuda sudah sampai pada tahap akhir. Setelah diizinkan untuk meninggalkan
ruangan, para sarjana-sarjana itu terlihat berbaris berucap syukur dalam hati
dengan perasaan haru kemudian perlahan keluar meninggalkan gedung. Prosesi
wisuda berjalan khusyuk, derai tawa dan banjir air mata menambah syahdu suasana
kala itu. Mereka mengabadikan momen tersebut dengan berfoto bersama teman,
sahabat, pasangan dan keluarga tercinta. Tak lama kemudian Bapak dan Ibu Nayra
datang menghampiri.
"Selamat ya nak ibu bangga sama kamu
bisa bertahan sampai di titik ini. Awal yang baru telah dimulai. Bersiaplah
menjemput kesuksesanmu. Tetaplah rendah hati dan pergunakan ilmu yang kamu
miliki sebaik mungkin. Hari ini kamu telah membuktikan pada keluarga bahwa kamu
mampu menjalankan amanat dengan baik.", ucap Vina ibu dari Nayra
"Iya
bu terima kasih, ini semua berkat kerja keras dan dukungan dari ibu sama
bapak" Sambil memeluk ibu dan bapaknya terharu sekaligus bahagia.
Sang bapak juga berpesan kepada Nayra, "Selamat hari
kelulusan untuk anak bapak tersayang, Bapak sangat bangga bisa menemani
berbagai fase dalam hidupmu. Namun Bapak tentu akan lebih bangga lagi jika kamu
bisa menggunakan ilmu yang kamu punya untuk membantu orang banyak agar hidupmu
jadi lebih bermanfaat."
"Baik
pak, Nayra akan selalu ingat pesan bapak." jawabnya.
"Yasudah
kita pulang sekarang bapak sudah letih." ucap Farhan ayah Nayra sambil
mengurai pelukan mereka.
"Iya
pak", ucap serentak Nayra dan ibunya sambil berjalan menuju parkiran yang
kian dipenuhi kendaraan lain.
Setibanya di rumah Nayra langsung
membersihkan wajahnya dari sisa make-up
yang masih menempel menggunakan face
toner. Badannya yang terasa lengket karena gerah akibat teriknya sinar
matahari membuat ia bergegas mengambil handuk yang digantung menuju kamar
mandi. Setelah itu dia tidur dikasur empuk miliknya sambil memikirkan sesuatu.
"Aku
mau kerja apa sekarang, tidak mungkin aku harus bergantungan terus sama ibu dan
bapak kasian mereka aku sudah banyak merepotkan". Sambil memikirkan itu
dia teringat sesuatu 2 hari sebelum kelulusannya. Hal itu yang terus berkecamuk
di pikiran Nayra setelah lulus, dia ingin sekali bekerja untuk membantu ekonomi
keluarga. Bapaknya hanya seorang petani penggarap yang penghasilannya tidak
seberapa, Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang membantu di ladang, tentu
Nayra saja ingin membuat mereka senang dan bangga dengan anak perempuannya.
Flashback on
Nayra tinggal di desa Jampit yang merupakan
salah satu desa wisata eksotis di Jawa Timur. Daerah ini memiliki
pemandangan yang sangat menakjubkan. Dianugerahi dengan banyaknya hamparan
rumput padang pegunungan serta udara yang bersih nan sejuk di pagi dan siang
hari seakan menjadikan desa Jampit sebagai rumah surga bagi Nayra dan keluarga.
Suasana malam terasa tiba-tiba terasa dingin dengan basahnya tanah karena turunnya
hujan yang begitu deras. Setiap butiran hujan serta pesan tentang kesegaran
tentang kehidupan yang terus berjalan dan tentang rasa syukur akan setiap momen
indah dalam hidup. Apalagi cuaca seperti ini sungguh nikmat jika dihidangkan
dengan pisang goreng panas dan teh panas untuk menghangatkan tubuh. Namun
hal tersebut tidak menjadi alasan bagi seorang perempuan yang ingin pergi ke
masjid untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah, perempuan tersebut yaitu
Nayra.
Seusainya melaksanakan sholat magrib
berjamaah di masjid Nayra dihampiri oleh bu Ayu untuk meminta bantuannya
menjadi guru madrasah di desanya ini yaitu Desa Jampit, yang terletak di Kecamatan
Kawah Ijen, Bondowoso. Bu Ayu merupakan pengasuh sekaligus pendiri di madrasah
tersebut dia meminta bantuan Nayra karena kurangnya guru yang mau mengajar.
"Nak Nayra" ucap bu Ayu
menghampiri Nayra yang hendak pulang
"Iya bu ?" Sambil menatap bu Ayu
"Bagaimana kabar kamu nak,". Tanya
bu Ayu
"Alhamdulilah baik bu, bu Ayu sendiri
sehat ?" Tanya Nayra
"Iya nak ibu sehat juga"
" Oh iya katanya kamu mau wisuda ya ?
Ibu dengar dari ibu mu, kapan wisudanya?
" Iya bu wisudanya 2 hari lagi"
Ucap Nayra bahagia
"Alhamdulillah kalau begitu, kebetulan
ibu ketemu sama kamu disini ibu ada perlu sama kamu
nak" Ucap bu Ayu
"Hmm perlu apa ya bu? " Tanya
Nayra penasaran
"Begini nak ibu mau perlu bantuan
kamu"
"Bantuan apa bu " Tanya Nayra.
"Sebenarnya ibu mau minta bantuan kamu
nak untuk mengajar di madrasah ibu, banyak anak-anak
yang belajar disana tapi....". Bu Ayu menghentikan ucapannya
"Tapi
kenapa bu?" Tanya Nayra yang penasaran.
"Tapi
Madarasah ini baru berdiri nak dan kurangnya fasilitas serta guru yang mau
mengajar soalnya guru yang mengajar
tidak akan mendapatkan gaji". Ucap bu Ayu tak enak hati pada Nayra
"Loh kenapa bu?" Nayra terkejut
dengan ucapan bu Ayu. "Karna di desa kita ini kesulitan masalah ekonomi nak jadi untuk itu
ibu tidak meminta spp ataupun imbalan kepada wali mereka semua, agar tidak membebaninya dan anak-anak bisa belajar
dengan tenang," Nayra hanya diam, sedangkan
bu Ayu tersenyum dengan sikap Nayra.
"Apa
nak Nayra berkenan untuk mengajari mereka" Bertanya bu Ayu penuh harap. Sedangkan Nayra tercengang bingung
mau memberi keputusan apa.
Bu Ayu yang paham dengan kebingungan Nayra
akhirnya berkata "Ibu tidak memaksa mu nak,
ibu terima dengan keputusan mu" Ibu Ayu tersenyum sambil mengelus pundak
Ayra.
"Nayra
pikirkan dulu bu".
Madrasah di pedesaan memiliki ciri
khas,yaitu tahan hidup sukar maju.oleh karena itu motivasinya adalah berjuang
untuk kepentingan agama, maka sekalipun muridnya hanya beberapa, madrasah tetap
dipelihara sekuat tenaga agar tidak ada madrasah yang tutup dan mati karena
kekurangan guru. Madrasah di desa Jampit biasanya tahan hidup. Akan tetapi
karena keterbatasan dana, tenaga, dan juga sarana pendidikan lainnya maka
madrasah di desa itu jadi sulit maju.
Akhirnya setelah berbincang bincang Nayra
pamit pulang terlebih dahulu kepada bu Ayu. Dalam perjalanannya Nayra terus
memikirkan tentang permintaan bu Ayu untuk membantunya. Sebenarnya di hatinya
Nayra dengan senang hati mau membantu bu Ayu, tapi di lain itu dia sudah
merencanakan akan mencari pekerjaan setelah wisuda, karena dia tidak ingin membebankan
orang tuanya terus untuk memenuhi kebutuhannya.
Flashback off
Dalam pikirannya Nayra bingung, apakah aku
harus mengiyakan permintaan bu Ayu? kasian dia harus mengajar anak-anak lumayan
banyak sendirian, tapi..... ya sudah lah untuk mengisi waktu luang ku sambil
mencari pekerjaan yang lain, terlarut dalam pikirannya sendiri akhirnya Nayra
tertidur pulas. Setelah sarapan pagi Nayra bersiap siap dan berpamitan kepada
ibunya untuk menemui bu Ayu di madrasahnya.
"Buk
Nayra mau pergi sebentar ke tempat bu Ayu mengajar".
"Yaudah
nak hati-hati jangan pulang terlalu sore" Ucap bu Vina .
"Iya
bu" ucap Nayra sambil menyalami tangan ibunya. "Assalamualaikum
bu"
"Waalaikumsalam".
Nayra hanya berjalan kaki menuju Madrasah bu
Ayu, karena tidak terlalu jauh dari rumahnya. Di setiap langkahnya Nayra
menikmati udara pagi yang segar dan dingin, di iringi dengan kicauan burung
yang berterbangan tanpa adanya pencemaran polusi udara di desanya ini, desa
yang dikelilingi perbukitan hijau. Sepanjang jalan Nayra menyapa orang yang dia
kenal dengan sopan namun setelah itu ia mendengar berbagai bisikan kurang
enak di telinganya. Selama di desa Nayra banyak mendapatkan pelajaran hidup
yang berharga. Mulai dari anggapan masyarakat baik yang positif maupun negatif
seperti celetukan ibu-ibu sekitar.
“Itu
liat si Nayra buk ngapain sekolah tinggi-tinggi tapi tidak memiliki pekerjaan”
“iya
buk nanti ujung-ujungnya bakalan di dapur juga”
“membebani
keluarga saja hu...”
Nayra
menghiraukan perkataan itu dan hanya tersenyum pada ibu- ibu yang sedang
berkumpul di gerobak sayur itu. Sambil mengucapkan "permisi bu" yang
hanya dibalas lirikan tak suka pada Nayra. Kemudian Nayra melanjutkan
perjalanannya ,menurutnya walaupun wanita tetap masuk ke dapur wanita
tetap haruslah mempunyai pendidikan karena wanitalah yang akan menjadi
guru pertama untuk anak-anak mereka.
"Assalamualaikum bu" ucap Nayra
setiba di Madrasah tersebut.
"Waalaikumsalam
nak mari silakan masuk", bu Ayu mempersilakan Nayra
"Ada
apa tumben kesini... " Tanya bu Ayu
"Iya bu
saya kesini mau memberi tahu ibu Ayu bahwa saya siap membantu ibu mengajari anak - anak" Ucapannya Membuat bu Ayu
terkejut sekaligus senang.
"Syukurlah,terima kasih nak Nayra
bersedia mau membantu ibu, tapi... saat mengajar nanti tidak ada gaji untuk nak Nayra". Ucap bu Ayu tidak
enak hati
"Tidak
apa bu saya ikhlas mau mengajari mereka dan membagi ilmu yang saya tau
".Ucapan Nayra membuat bu
Ayu senang .
"Terima
kasih nak" Yang hanya dibalas anggukan dan seyuman oleh Nayra
Keesokan harinya....
Sesampai Nayra di
madrasah, anak-anak sudah berkerumun di halaman. Rupanya mereka menunggu kedatangannya.
Segera anak-anak itu berebutmenyalami dengan hati riang gembira sembari menyapa
"Selamat datang bu guru," ucap mereka kompak membuat suasana menjadi
haru. Mereka begitu hangat menyambut guru baru demikian pula bu Ayu sebagai
kepala madrasah turut serta.
Cukup
mudah bagi Nayra berinteraksi dengan anak-anak Karena Nayra menyukai anak
kecil. Walaupun hari pertama mengajar tapi mereka semua sudah akrab dengan bu
guru tersebut. Mereka ditempatkan pada satu ruangan yang cukup luas. Ketika itu
Nayra mengajak kepada anak-anak menyesuaikan dengan bahasa mereka untuk
berinteraksi.
"Bu
gulu ini gambal apa" Ucap anak perempuan cantik yang cadel karena tidak
bisa mengucapkan huruf R dengan
benar sambil melihat ke arah Nayra. Nayra yang tahu ditanya langsung tersenyum dan mendekat ke arah
anak tersebut.
"Mana
yang mau ditanyakan..?" ucap Nayra melihat buku anak tersebut.
"Ini
bu gulu " Tunjuk anak tersebut pada gambar hewan di bukunya. "Ohh ini
gambar hewan jerapah"
"Kok
lehelnya panjang bu gulu" Melihat gambar tersebut dan langsung melihat ke
Nayra .
"Lehernya
jerapah memang panjang dik, hanya jerapah yang mempunyai leher panjang".
"Wahh
kelen jelapahnya" Nayra yang mendengar ucapan anak itu terkekeh sambil
mengelus rambut anak itu karena
lucu dengan ucapannya yang cadel.
Mengajar anak kecil memang terasa sangat
menyenangkan dan melelahkan karena para bocah sangat aktif dan mereka ingin
diperhatikan oleh gurunya. Kehadiran Nayra disana nampak memunculkan sisi
positif dan mulai muncul perubahan, anak-anak seperti semangat dan peningkatan
ilmu pengetahuan dan prestasi bagi anak didiknya.
Dari jarak
tidak terlalu jauh bu Ayu melihat interaksi mereka dan tersenyum, yang kemudian
terlihat oleh Nayra dan langsung menghampirinya.
Sesampainya
Nayra "Sepertinya mereka senang diajari oleh guru cantik sepertimu nak". Ucap bu Ayu tersenyum
sambil melihat anak-anak yang tengah belajar itu.
"Iya bu
karena Nayra suka anak kecil maka dari itu cepat akrab". Ikut
memperhatikan mereka.
"Maaf
nak karena kamu tidak seperti guru-guru pada umumnya yang digaji".
Menatap
Nayra tidak enak hati yang membuat Nayra tersenyum, karena memang di Madrasah ini
anak- anak bebas mau belajar tanpa harus memikirkan biaya, terlihat dari
fasilitasnya saja sederhana hanya menggunakan alat seadanya untuk belajar
dan bu Ayu sendiri yang membangun Madrasah ini sendiri untuk menambah ilmu pada
anak anak. Terutama ilmu agama, yang mana sudah sedikit dipahami oleh Nayra,
kebetulan dia dari jurusan pendidikan agama islam.
Dalam hati Nayra bergumam kesan pertama kali
dia mengajar beranggapan ia mampu mengajar dengan baik, mengolah kelas dengan
sempurna dan mampu membuat anak-anak bahagia dan senang menuntut ilmu. Namun
tidak selalu begitu karena banyak tingkah laku mereka yang unik dengan berbagai
macam sifatnya. Membutuhkan waktu untuk memahami anak-anak yang memiliki
karakter masing-masing. Ada yang jahil, ada yang diam, ada yang aktif, dan ada
pula yang mengobrol sendiri saat menerangkan. Tetapi hal itu tidak menyurutkan
niat Nayra untuk mengajar dan mengabdi di madrasah tersebut. Karena saat itulah
merupakan uji mental dan kesabaran bagi Nayra sebagai seorang pendidik.
Kemudian Sebelum Nayra menjawab apa yang
dikatakan bu Ayu. Datanglah beberapa orang tua anak yang belajar di madrasah
itu .
"Assalamualaikum
bu guru" Ucap ibu tersebut bersamaan
"Waalaikumsalam
bu, ada apa" Tanya bu Ayu
"Begini
bu, kami datang kesini mau mengucapkan terima kasih pada bu guru ini" ucap
salah satu ibu sebagai perwakilan
mereka.
"Kami
tidak bisa memberi uang atau bayaran untuk bu guru" ucap ibu tersebut lagi
dengan wajah menunduk .
"Tidak masalah bu, bagi kami
menjadi guru karena ingin membagi ilmu, karena ketika mempunyai ilmu kita wajib menularkannya, urusan tidak dibayar
ya tidak apa-apa kita ikhlas
melakukannya dan masalah rezeki tuhan sudah mengaturnya." ucap Nayra sebagai perwakilan dari dirinya dan bu
Ayu.
"Terima
kasih bu sudah bersedia mengajari anak-anak kami" ucap ibu perwakilan
tersebut
"Iya bu
sama- sama" Jawab Nayra dan bu Ayu bersama.
Mungkin jika ada pertanyaan lagi, apakah
senang menjadi guru? Nayra akan mengatakan sangat senang karena menjadi guru
merupakan salah satu keinginannya sejak kecil. Senang sekali rasanya melihat
anak-anak datang dengan semangat dan wajah gembira ketika datang ke madrasah
menyaksikan masa depan tumbuh dan bekembang.
Terselip dalam
doa Nayra mengatakan, "Ya Allah, jadikan anak-anak didik kami berhasil
mewujudkan mimpi, cita-cita dan harapan mereka."
"Semoga
kelak mereka menjadi manusia yang sukses dunia akhirat, menjadi ahli sedekah, peduli terhadap orang-orang susah dan selalu
diberi petunjuk agar bertaqwa kepadamu. "
"semoga
kedepannya mereka mampu membawa dunia ini menjadi lebih baik dan lebih indah karena dipenuhi oleh orang-orang
yang jujur, peduli, dan bijaksana, Aamiin... "
Nayra merasa mengajar di madrasah itu
sungguh luar biasa, bersama madrasah dia merasa diberikan kesempatan untuk
mengembangkan diri. Semua dijalani dengan rasa ikhlas, semangat penuh
kesungguhan dan kesabaran.
Guru
merupakan ladang ilmu bagi muridnya,karena guru merupakan kunci penting dalam
pengetahuan,mereka memiliki kedudukan istimewa dalam mematahkan kemiskinan dan
kebodohan dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat, dengan menjadi
seorang guru Madrasah, Nayra menjadi tahu tentang segala hal yang berkaitan
dengan dunia pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar